Sebelum Euro 2008 Berakhir


Euro 2008 sudah hampir berakhir. Gegap gempita industri hiburan yang berjalan hampir sebulan ini juga tentunya siap-siap untuk menuju ke even paling puncak. Final Spanyol dan Jerman. Tetapi sampai sejauh mana pengaruhnya terhadap kehidupan bernegara rakyat Indonesia?

euro 2008Juni 2008 menjadi bulan yang menggembirakan untuk sebagian besar publik Indonesia. Sebagian besar ? ya, karena ada sebagian kecil yang ndak begitu menikmatinya, termasuk saya. Turnamen antar negara eropa itu tidak lebih seru daripada permainan di liga-liga sepakbola eropa. Terlebih liga Inggris. Spanyol v Jerman belum tentu mengalahkan popularitas MU v Chelsea dalam final Champions kemarin. CR7 lebih memikirkan karirnya mau tetep di MU atau pindah ke Santiago Barnebeu. Daripada mikiran Portugal lolos. Dan mempertimbangkan mengikuti jejak Beckham ataupun Santiago Munez. 🙂

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia itu, Euro 2008 lebih dijadikan hiburan. Ketimbang tayangan sport murni. Sportainment tepatnya. Menyingkirkan Infotainment yang sudah mulai ditinggalkan. Di tengah suasana perpolitikan negara yang sudah lama amburadul. Dan tetap saja amburadul. Di tengah percekcokan ekstrimis liberal maupun ekstrimis kanan. “Korupsi tiada henti” pejabat, wakil rakyat, dan konglomerat. Maupun suasana melambungnya harga BBM.

Adanya Euro 2008, masyarakat bisa melupakan naiknya harga-harga bahan pokok, imbas BBM. Efek lainnya masyarakat juga tidak terpengaruh demonstrasi-demonstrasi BBM yang dilakukan mahasiswa yang masih banyak penasaran dalam segala hal. Baik yang murni idealismenya, pembuktian bahwa dirinya tidak mandul, asal masih aktif demo bisa disebut aktifis, ataupun yang dibayari oleh pihak lain.

Masyarakat sudah mulai muak dan bosan dengan retorika. Mereka sudah susah sendiri. Mikir dirinya sendiri. Mau ngomong ke siapa, tidak ada yang mendengarkan. Lebih baik bunuh diri. Praktis dan ndak pake’ mumet lagi. Dan Euro 2008 menunda masalah itu. Mereka bisa melupakan sejenak. Pasang taruhan. Jika menang bisa menambah sedikit uang rokok. Tetapi kebanyakan juga habis untuk traktir makan-makan temennya yang kalah.

Nonton liga Indonesia juga ga ada seru-serunya. Bolanya ga lari-lari, orangnya jatuh duluan. Tekel jalan terus. Serunya pas lagi bakar stadion. Ngelempar wasit dengan batu dan botol minuman keras. Lempar-lemparan batu sama petugas panpel. Atau kejar-kejaran dengan anjing polisi.

Jago-menjago negara kaya’ ayam aduan pun dilakukan. Mas Joko menjagokan Spanyol. Pak Adi menjagokan Portugal. Sayang Portugal kalah duluan. Pak Kapolres menjagokan Turki pun bisa masuk headline koran lokal. Korannya rakjat Jogjakarta memberitakan, mbak Desi, penjaga konter hape selatan amplaz menjagokan Turki v Jerman 11-0. Pak Herry Zudianto menjagokan Jerman. Bahkan Bang Roy pun dibawa-bawa. Pokoknya ga asik kalo ndak ikutan memuji dan mengutip abang yang satu ini. Coba tanya juga SBY menjagokan siapa? Jerman apa Spanyol? Pak Yusup Kalla juga, ditanya itu…

Euro 2008 juga memberi berkah industri media. Terutama MNC network. Dan selebihnya media cetak, radio, dan televisi lainnya bisa bergeliat. Ada komoditas yang memancing ketertarikan daripada biasanya. Bola laris. Kostum bola juga. Yahhh itu semua berkah Euro 2008 untuk masyarakat Indonesia. Publik Indonesia. Rakjat Indonesia.

Jadi tidak ada salahnya dong kita mengungkapkan, “Rakjat Indonesia Mendukung Suksesnya Euro 2008”. Tidak perlu itu mensuskesan Pilkada Gubernur. Apalagi yang di Jawa Tengah itu. Ndak menghibur. Membosankan. Liat aja, Golput menang telak 68 % daripada calon pemeroleh suara tertinggi (masa’ sih 68%? yakin…?). Bibit-Rustri aja ndak sampe’ segitu. Jadi? harusnya Golput yang jadi gubernur.

Asik ya ada Euro 2008. Trus kalo sudah selesai ngapain?

Setelah Final Euro 2008? Pemerintah pun ancang-ancang untuk menyiapkan isu-isu baru dan lain yang bisa menjadi ‘bahan pelupa’ masyarakat Indonesia. Mungkin minggu depan bom diangkat lagi. Habib Rizieq diekspose lagi. Korupsi di-intenskan. Penyelidikan KPK. Dan lain-lain. Kalo ndak gitu acara Debat TVOne diisi apa dong… garing, yang diundang si om itu terus. Wong pelakunya sudah ketauan dari kemarin, ini malah ngajak nyari potografernya. Capee’ deee…

2 pemikiran pada “Sebelum Euro 2008 Berakhir

  1. salahsatunya, sebenarnya ada yang lebih daripada dia. cuma kebetulan yang lebih saya ingat acara itu saja, hehe. dan si om bukan juga di acara debat. tapi yang jam 9 malem seringnya.

    yang bikin membosankan debat tv one, pembawa acara akan merasa sangat berhasil jika dari dua kubu masuk ke tahap saling menjatuhkan, dan dengan kekuasaannya, tiba2 memotongnya dengan iklan. ky mau bilang, “ya,ya… terus terus… tapi iklan dulu ya… lagi seru2-nya!!! sayang deh kalo bablas begitu saja”. seperti menciptakan suspense di akhir episode gitu2

Tinggalkan Balasan ke bocahcilik Batalkan balasan