sastrawan selangkangan

saya baru mendapatkan istilah ini dari sebuah buletin rutinan salah satu kampus negri jogja. saya sebut rutinan karena saya sendiri juga belum begitu tahu, ini terbit rutin mingguan, dwi mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan. atau mungkin juga buletin mingguan tapi rutin telatnya.
karena ini sebuah buletin kampus, biasanya, banyak tulisan-tulisan mahasiswa yang selalu penasaran dengan apapun. penasaran dengan korupsi, ketidakadilan menurut pemikiran seusianya, dan segala hal yang mungkin bisa menjadi heboh jika dibahas. atau mungkin masalah-masalah sepele yang bila dibesarkan bisa digunakan untuk bahan demo, diskusi, atau dipolemikkan. khas mahasiswa.

“Yang lebih parah siapa yang tahu sastra Indonesia sekarang arahnya ke mana, pasca ceeklit, teenlit, metropop, novelpop, poppesantren, dan terakhir sastra kelamin?”

saya kaget dengan istilah sastra kelamin. Untuk saya, yang memang bukan orang sastra, kok kelamin bisa digabungkan dengan sastra gitu lo. memangnya sudah tidak ada lagi kata yang lebih pantas untuk dipasangkan dengannya.

namun, untuk orang sastra pasti dengan keras membantah. bahwa sejak sastra dilahirkan, di waktu itu pulalah sastra yang berhubungan erat dengan kelamin berjaya. iyakah? siapa tahu. saya bukan orang sastra.
di saat saat tertentu memang saya biasa mendengar, seseorang nylemong, entah sudah menghatamkan atau cuma sekedar mendengar pertama kali, bilang gatoloco, mitos lingga yoni, dewi kesuburan, segitiga keatas ataupun segitiga terbalik, dan sebagainya.
dan orang pun juga ngga akan bingung, jika ada seseorang menyebut-nyebut istilah roman picisan.

yah, itulah komentar saya mengenai istilah sastra kelamin. entah bagaimana pandangan, ulasan orang-orang sastra. whatever
tetapi untuk saat ini, saya suka mengemukakan istilah baru (paling ngga menurut telinga saya), yaitu sastrawan selangkangan. yah seorang sastrawan yang ketika menulis selalu berkutat di daerah pertigaan, lubang buaya, dan seringkali bersinggungan dengan buaya daratnya. 🙂
mungkin obsesinya pak sastrawan ini akan menyelesaikan kitab gatholoco modern versi milenia. atau gatholoco from scretch. atau gatholoco untuk pemula. itu dimungkinkan saja. katanya, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Antara Pak Harto, Hari Berkabung Nasional, dan Hari Libur Nasional

hatta radjasaPak Harto meninggal !! Biasa aja. Memang sudah sewajarnya hari Minggu kemarin, beliau meninggalkan rakyat Indonesia. Yang agak menghibur hati adalah ketika mas mensesneg, Hatta Radjasa bicara di metro, mengumumkan bahwa mulai 28 Januari sampai n hari kedepannya ditetapkan sebagai hari berkabung nasional. Aku sempat histeris dan over estimated. Whaaa… prei-prei…!!

Tapi setelah disimak beberapa menit kemudian,… yah… cuman pengibaran bendera setengah tiang. Ga jadi hip hip hura dong…

Tapi hari ini secara tidak sengaja, aku temukan sebuah berita penghibur lain…tada!!! Hari libur tahun 2008 di salah satu web instansi UNY. Dan maknyusnya lagi, di awal artikel pengumuman ini dikasih intro yang bikin sumringah…

Ditahun 2008 kita memiliki 8 hari libur cuti bersama dan 15 hari libur nasional, untuk lengkapnya simaklah berikut ini :

Baca selebihnya »

Hari – hariku

sunriseYah, … pagi lagi deh… Ke kantor lagi, ke kantor lagi. Untuk yang sudah kerja … Untuk yang masih usia sekolah ya tentu ke sekolah. Untuk mahasiswa yang belum kelar-kelar skripsinya… biasanya tidur lagi sampai jam 10*. 😛 Ora ngece lo ya, saknyatane wae

Yap, rutinitas harian… yang bagi kebanyakan orang menjadi faktor utama membuat hidup menjadi jenuh, bosan, dan seabrek akibat lain. Bosan trus rekreasi sih normal. La kalau bosan diikuti dengan alasan bosan hidup, trus piye jal… Seperti kemarin, ada mahasiswa UMY yang bosan dengan skripsinya nggak rampung-rampung, trus gantung diri… Mau??

Yah… buat variasi lah yaw.
Beberapa hari terakhir aku mencoba menikmati hidup dengan beberapa lagu manis, yang kebetulan juga lagi nge-hits di pasaran. Judulnya Gerbang oleh Cerpen (L.A Lights Indiefest). Selain di toko-toko kaset dan VCD, juga sudah beredar di warnet-warnet Jogja berupa mp3. So, gratis ngopinya. Selain itu juga sudah merajai pasaran VCD di sepanjang jalan Mataram, depannya Melia. Musike, nglaras pokokmen.

Good MorningUntuk kedepannya boleh juga disandingkan dengan Damai-nya Wayang, trus lagu legenda Bangun tidur ku terus mandi. Dan harusnya ditetapkan pula sebagai lagu wajib untuk menyambut pagi.

Dengan keyword : “alon-alon sing penting mlaku” , aku temukan liriknya di beberapa tempat. Seperti di fsnya scooters hora-hora, multiplynya caesarbontos, chordfrenzy.com, ricohsanusi, dan rhedjozt. Adapun selangkapnya lirik lagu Gerbang adalah sebagai berikut (masih kebawa habis buat skripsi) :

Gerbang – Cerpen 03:05

Kuhirup udara pagi ini
Dan hangat sinar mentari
Kicauan burung-burung
Kuucapkan selamat pagi

Kulangkahkan kaki kecilku
Susuri hari yang baru
Dengan segelas kopi susu
Dan nikmatnya roti sumbu

Lalu aku bergegas mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Cukur kumis jenggotku yang tak karuan
Biar tampak rapi

Kukenakan kemeja putihku
Celana hitam dasi kupu-kupu
Sepatu dari kulit lembu
Setelan pas untuk seleraku

Kupacu sepeda motor tuaku
Alon-alon sing penting mlaku
Ra usah ngece ra usah ngguyu
Yo wis ben wae iki karepku

Beginilah hari-hariku
Biar kamu-kamu semua tahu
Esok lusa kalo kita bertemu
Coba sapa aku

Coba sapa aku…

Wes pokoke gue banget deh..
*) Pengalaman bersama, ga usah nunjuk-nunjuk hidung orang lain. 😛

Wisuda UAD

wisuda uad poto bersama program khusus teknik informatikaKarena masih banyak yang bertanya, saya sudah wisuda atau belum sih… ya dengan terpaksa, mau nggak mau, poto potonya wisuda kemarin tak publish (Halah halah, sok koe mas). Biar ada buktinya. NYOHHH WES. Silahkan berkomentar sepuas-puasnya terhadap pose-pose kami yang “menantang”. (huee”!!…gubrag!!! boro-boro menantang, nggilani iya mas…)

Singkat cerita, acaranya ada dua. Pertama, hari minggu (18 nov 2007), yaitu pelepasan anak-anak fakultas teknik industri. Kedua, hari senin (19 nov 2007), yaitu wisuda seluruh fakultas di UAD yang diikuti lebih dari 1000 peserta. Kalau nggak salah sih 1148 kepala.

Pelepasan hari minggu, intinya hanya pidato-sambutan-pidato-sambutan, makan-makan, dan mendengarkan musik “Glugut”. Habis itu poto-poto, baik dosen maupun mahasiswa. Lagunya Letto, Sebelum cahaya menjadi satu-satunya lagu pop yang disenandungkan disini, karena (katanya) grup Glugut ini masih ada hubungannya dengan Kyai Kanjeng, asuhan Emha Ainun Najib. Trus pokalisnya Letto, (sopo jenenge..?) (katanya) anaknya mas Emha. (Bener ga to?) Dan lagu itu (katanya) agak-agak religi. (Ho’o po?)
Masih di hari Minggu tersebut, setelah acara pelepasan, ada acara gladi resik di JEC.
Sedangkan saat wisuda -Seninnya-, intinya adalah : pembacaan semua nama yang diwisuda. Sesi ini yang bikin mual dan muntah… lamanya serasa nunggu kereta Solo-Papua. Dimulai jam 9, baru selesai setengah dua.

Setelah acara selesai, bagi yang hobi dipoto ya poto-poto sampai batreinya abis, atau sampai yang moto bosen sendiri.
Si Eka habis acara selesai langsung ke Depok, dekete Paris. Aku nggak ikut. Trus, ya itu, malamnya dibawa’in sisanya. Ada Johni saking semangatnya, sampai monyong-monyong. ( Sori Jon, gambar terjelekmu tak taruh di flickr 😛 )

Related:Wisuda UAD

ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)

Sabtu-Minggu kemarin (12-13 Januari) aku nyempetin main ke Surabaya. Karena saking suntuk-suntuknya di kosan, sampai bingung mau apa. Dari Jogja tengah malem, sampainya di Surabaya pagi jam lima-an. Pakai bus 24 jam Jogja – Surabaya.

Tujuan utama sih sebenarnya cuma pindah tempat tidur 😛 di kosan temen. Kosannnya sendiri berlokasi di sekitaran ITS, jalan Arief Rahman Hakim (nih jalan pasti dikeramatkan mahasiswa-mahasiswa ITS, sebagaimana jalan Gejayan di Jogja, atau jalan Glagahsari untuk anak-anak UTY dan UAD).  Tetapi ternyata malemnya, temenku bersama temen-temennya (dan temennya temen temenku itu) telah merancang acara dadakan. Dan, judulnya adalah “mengunjungi buaya buntung di Kebun Binatang Wonokromo. Buaya buntung??”

Buaya Buntung

Kok pake ini sih?? Habisnya… masa’ toilet / WC manusia dijejerin sama kandang reptil. Akhirnya dapet istilah buaya buntung-nya Dono Kasino Indro. Masih inget ?? Hehe jorok…

Kebun Binatang

Masih inget dulu waktu kecil, sudah berulangkali diajak piknik kesini. Sudah hampir dua-puluhan tahun. Namun kayaknya hewannya nggak ganti-ganti. Dari dulu ya sama. Apa mungkin hewannya tua’an daripada aku ya??…
Yah begitulah kebun binatang saat ini. Seperti di Jurug Surakarta. Grafiknya stagnan selebihnya menurun.

Disini, ada beberapa hal yang menarik –setidaknya untuk diambil perhatian sedikit lah ya–:

  • Ada satu hal yang bikin janggal. Masak hewannya kebanyakan nggak ada pasangannya. Leopard cuma satu. Jaguar cuma satu. Cheetahnya cuma satu. Jerapahnya cuma satu. Bisonnya cuma satu. Istri apa suaminya mana?? Dah pada janda apa duda semua ya… Atau mungkin malah masih perjaka??? Kan kasihan…
  • Yang banyak bikin aksi tuh yang beruang. Sering berdiri menyambut lemparan kacang fans-nya. Ya persis Tukul Arwana di Empat Mata kalau malam.
  • Ada hal lain lagi, yaitu banyak pohon besar-besar yang tumbang. Ada beberapa yang menimpa kandang binatang, sehingga penghuninya harus ditaruh di kandang yang kecil. Mesa’ake
  • Satu lagi, di samping kebun binatang tepat, sedang dibangun gedung tinggi yang tingkatnya entah berapa… Jadinya cuaca disitu panas banget. Mana pohonnya dah pada tumbang lagi…
  • Karcis masuknya 10.000. Mahal apa murah?? Kayaknya murah deh. Ya itung-itung mengasihani hewan-hewan langka tersebut. Termasuk buaya buntungnya hehe…

ITS

Tidak seperti namanya yang besar, ternyata kampus ITS sangat-sangat sederhana. Kesan yang terasa adalah mengedepankan fungsional, simple, dan arsitektur secukupnya (terutama yang arsitektur itu). Setidaknya kalau dibandingkan dengan UGM, UNDIP, atau malah UAD. Kalau yang disebut paling akhir ini lebih karena menjunjung tinggi almamater :-). Ini ITS lo, rektornya aja jadi mentri Kominfo.

Namun, dengan posisinya diapit blok perumahan-perumahan super mewah apa nanti ITS juga akan terjual. Dan diganti bangunan yang super keren tapi di pinggiran. Kaya IPB.

Link anak-anak ITS: